Bahagia saat positif Covid-19? Wajar ngga sih? Yang namanya sakit tentu tak pernah diharapkan oleh kebanyakan orang. Namun, jika itu sudah ditakdirkan untuk kita, maka akan sampai kepada kita. Yang perlu dilakukan hanya bisa bersabar menjalani dan mencoba menciptakan kebahagiaan selama pandemi, khusunya ketika kamu dinyatakan positif covid-19. Penyakit yang trending sejak Maret 2020 di Indonesia.

Bagaikan disambar petir, tak pernah rasanya membayangkan bahwa diri ini akan dinyatakan positif Covid-19. Siapa sih yang pernah mengharapkan ini? Apalagi saya yang sangat jarang keluar rumah. Kalaupun harus banget keluar, selalu menerapkan protokol kesehatan dengan pakai masker dan hand sanitizer yang selalu standby di tas.

Namun, apa boleh buat. Seperti kata pepatah, nasi sudah jadi bubur. Mau bagaimana lagi, segalanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Cerita Positif Covid-19

Pengalaman Pandemi Covid-19
Bahagia dan Covid-19

Pada tanggal 19 November 2020 di pagi hari, semua terlihat baik-baik saja. Saya bangun dengan kondisi tubuh yang masih sehat dan memulai hari dengan semangat. Ada pertemuan online yang biasa dilakukan tiap pagi dari senin hingga jumat bersama rekan kerja.

Entah mengapa di tengah-tengah pertemuan, badan tiba-tiba terasa panas dan lemas. Meski begitu, saya tetap berusaha melanjutkan kegiatan dengan berbaring. Tentu saja sudah izin sebelumnya. Siang menjelang, tubuh ini diistirahatkan sejenak. “Mungkin cuman capek aja, butuh istirahat sejenak” kata diri dalam hati.

Sore ketika harus meeting lagi, saya pun bangkit dan melanjutkan aktifitas kembali. Namun, panasnya masih terasa, badan pun makin lama makin terasa berat. Hingga malam tiba, panas semakin tinggi rasanya menusuk sampai ke tulang-tulang. Seluruh tubuh sakit seakan habis bekerja keras mengangkat barang berat. Kepala juga terasa berat dan sakit, pokoknya bergerak sedikit saja sakit dan hanya bisa baring di tempat tidur.

Besoknya disarankan untuk minum obat penurun demam. Sebenarnya tak ingin, karena saya termasuk orang yang jarang minum obat. kalau sakit cukup istirahat, tidur. Besok sudah baikan. kali ini, terpaksa harus minum obatnya karena ada kewajiban yang harus dijalankan dari tempat kerja. Jadinya harus cepat sembuh.

Alhamdulillah, demamnya turun setelah minum obat dan tidur pulas sebagai efek dari obatnya. Namun, kepala masih sakit dan tenggorokan agak sakit menunjukkan tanda-tanda mau radang. Akhirnya keesokan hari, karena masih agak demam dan sakit kepala, kita disarankan untuk swab.

Setelah perjalanan hampir 2 jam, kita sampai di lokasi swab. Saya terbilang gampang untuk mengakses tes swab ini, karena kakakku bekerja di laboratorium yang melakukan penanganan sampel covid-19. Jadinya, setelah tes swab hasil bisa langsung diketahui hari itu juga.

Sebenarnya sedikit deg-degan, karena ini pertama kalinya akan tes swab. Dengar-dengar dari pengalaman orang-orang sih, tes swab itu sakit. Terus kapas dimasukkan di lubang hidung.

“Cuman dimasukkan ke hidung aja, ngga apa-apa kali ya?” pikiran ini melintas saat memasuki ruangan swab. Ruangannya sendiri seperti kamar kosong yang hanya terdapat kursi panjang untuk menunggu. Satu meter di depannya, ada sebuah kursi untuk pasien yang akan di swab. Di samping kursi tersebut, ada meja untuk menyimpan botol-botol kecil tempat sampel dan alat-alat yang akan digunakan oleh pihak pengambil sampel.

Bismillah. Ya Allah, deg-degan dan ragu, tapi harus. Hufttt

“Tolong duduk, menghadap ke atas. Nanti bernafas lewat mulut” kata mbaknya, pegawai laboratorium yang biasa mengambil sample covid-19. Saya hanya bisa menurut dan langsung duduk di kursi.

Pertama, dia memasukkan alat yang bentuknya seperti tusuk telinga tapi lebih panjang. Alat ini dimasukkan ke lubang hidung, lalu diputar-putar sekira dua kali. Pas diputar, hampir bersin tapi harus ditahan dan bernafas lewat mulut. Proses ini bisa sakit bisa cuma geli, tergantung siapa yang melakukannya. Setelah itu, alatnya diangkat, lalu dimasukkan ke dalam botol sampel.

Selanjutnya, dengan alat baru yang serupa akan dimasukkan ke mulut. Harus membuka mulut cukup lebar agar bisa mengambil sampelnya. Di sini sih biasa aja, tidak sakit. Alatnya kembali diangkat dan dipotong lalu dimasukkan di dalam botol yang lainnya. Jadi akan ada dua botol sampel untuk tiap orang.

Prosesnya ternyata berlangsung kurang lebih 5 menit. Setelah itu, cukup pake hand sanitizers untuk bersih-bersih. Beres dan disuruh langsung pulang. Itu sedikit cerita tentang proses swabnya.

Bahagia saat Positif Covid-19

Orang bilang bahagia itu bisa meningkatkan imun dan daya tahan tubuh. Bener ngga sih? Dilansir dari kompas.com, ada sebuh riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh para ahli dari Universitas di Pittsburgh, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa orang yang lebih bahagia cenderung memiliki respon antibodi dua kali lebih kuat dari pada yang tidak bahagia. Jadi, bisa dikatakan bahwa daya tahan tubuh bisa meningkat.

Bahagia saat Positif Covid-19
Bahagia saat Positif Covid-19

Oleh karenaitu, selama pandemi covid-19, saya selalu berusaha untuk bahagia. Meski akhirnya harus mendengar kabar positif Covid-19 dan merasa tambah lemas, sempat meneteskan air mata juga, tapi kemudian segalanya berubah jadi rasa syukur. Kenapa?

Makan jadi Lahap

Well, saya akan sedikit cerita dulu kehidupan sebelum positif covid-19. Saya anaknya tidak bisa makan banyak (bukan karena diet), jarang makan sayur, tidur kurang teratur kadang tidak bisa tidur, mager, dan makan pun tidak teratur.

Mungkin kamu akan berpikir, pantas aja bisa sakit. Yup, setuju! Itu tidak akan bisa dipungkiri kalau lifestyle-nya memang tidak sehat. Karena hal itu juga, saya memutuskan untuk tidak kemana-mana. Saya sangat sadar bahwa imun dalam diriku bisa jadi sangat lemah.

Namun berkat positif covid-19, hidup saya cukup berubah. Karena harus minum obat secara teratur, makan pun juga harus teratur. Pas kena penyakit ini, entah mengapa rasanya selalu lapar. Jadi, sedikit-sedikit makan. Makan pun cukup lahap. Jadi kalian bisa membayangkan betapa bahagianya saya bisa makan banyak.

Enaknya lagi, dimasakkin apa aja yang pengen dimakan selama bahannya ada. Saya juga makan banyak-banyak sayuran. Makan buah-buahan juga seperti kurma dan minum madu. Pokoknya apapun makanannya semua rasanya enak dan pas.

Tidak peduli sama yang namanya berat badan naik. Intinya fokus untuk membahagiakan diri. Fokus untuk menaikkan imun, agar bisa segera sembuh.

Tidur Lebih Pulas

Hal lain yang disyukuri juga adalah tidur lebih pulas. Ini bisa dikarenakan efek obat. Saya harus mengkonsumsi dua jenis obat yang diberikan oleh dokter. Yang satunya obat antivirus dan satu lagi antibiotik.

Obat saat positif covid-19
Obat saat positif covid-19

Berdasarkan artikel di Alodokter.com, Azithromycin merupakan antibiotik makrolida yang bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi bakteri. Sedangkan oseltamivir merupakan antivirus yang bermanfaat untuk meredakan gejala-gejala influenza. Kedua obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter ya.

Ada waktu-waktu di mana saya bisa tidur dengan pulas yang jarang sekali saya rasakan selama ini. Ini yang sangat saya syukuri. Namun, karena efek obat oseltamivir bisa membuat kita sulit tidur, kadang membuat sulit tidur di malam hari.

Lebih Dekat dengan Keluarga

Setelah dinyatakan positif CoVid-19, kamu akan ditawarkan sebuah akomodasi untuk melakukan isolasi. Waktu itu, saya ditawarkan untuk menginap di salah satu hotel yang memang menjadi rujukan isolasi pasien covid-19 dengan gejala ringan.

Oh iya, jadi di rumah itu ada dua orang yang positif covid. Kami berdua mendapatkan gejala di hari yang sama. Tapi kakak jauh lebih dulu demam dari pada saya. Awalnya saya tertarik untuk menginap di hotel, tapi ketika tahu hotelnya berada di tengah kota. Kami memutuskan untuk isolasi mandiri saja.

Saya anaknya tidak terlalu suka kebisingan dan rumah kami berada cukup jauh di pinggiran kota. Jadi bisa jauh lebih tenang. Untungnya di rumah itu ada beberapa kamar. Jadinya kami tidur berdua. Sebelum positif, kami semua tidur di kamar yang sama. Soalnya saya tidak bisa tidur sendiri.

Berhubung semua saudaraku adalah perempuan jadinya tidak masalah tidur bersama. Kami lima orang bersaudara, empat orang tinggal di Makassar. Tiga orang tinggal serumah termasuk saya.

Gejala covid-19
Gejala covid-19 yang saya dan kakak alami

Beruntung yang positif ada dua orang, jadi bisa sekamar. Yang sedikit mengherankan adalah saya yang jarang keluar malah positif, kakakku yang lainnya yang sering banget keluar karena kerjaan malah tidak positif. Dia memang anaknya kuat. Beliau ini sudah kayak orang tua kita dan selalu mengurusi kebutuhan adik-adiknya. MasyaAllah bangetkan skenarionya Allah? Selalu mengirimkan penolong ketika cobaan datang.

Kenapa tadi saya bilang kalau kami jadi lebih dekat, padahal memang sudah dekat? Karena kami bisa lebih sering menghabiskan waktu bersama. Kakakku yang sama-sama positif, setiap hari senin-jumat harus menjalankan kewajibannya sebagai ASN di laboratorium yang tadi saya ceritakan.

Jadi, tiap pagi jam 6.30 atau 6.45 beliau sudah berangkat bekerja. Nah, pas ini, kita bisa spend waktu lebih banyak dan bisa main game bersama dengan yang lainnya, seperti main uno card, uno skip, dan uno block. Tentu saja kami berdua menggunakan masker selama bermain.

Satu lagi, ayah dan keluarga saya yang jarang sekali berkunjung ke Makassar sampai bela-bela-in untuk datang. Setelah 1 tahun tak bertemu, akhirnya ketemu juga. Pas lebaran tak sempat pulang dikarenakan Covid-19. Meski pertemuan singkat yang hanya satu hari karena mereka harus pulang, tapi hal ini sangat membawa kebahagiaan tersendiri. Berasa disayang sekali sama keluarga.

Tetap bisa Bekerja

Hal terbesar yang tak boleh luput dari rasa syukur adalah saya masih bisa bekerja, di saat banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Ada dua pekerjaan yang harus saya jalani. Yang satu kadang harus ke lapangan, yang satunya lagi memang dijalankan secara online. Karena saya tipe orang yang tidak bisa cuman tidur dan istirahat tanpa ngerjain apa-apa, jadinya saya tetap bekerja. Padahal sudah diizinkan untuk istirahat.

Dari pada tidur dan membuat diri sendiri stress, mending mengerjakan sesuatu. Meski kerjaannya tak banyak, setidaknya saya masih tetap melakukan beberapa pekerjaan yang menjadi kewajiban dan tidak membebani rekan kerja untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang dialihkan ke mereka.

Menggambar

Sebenarnya saya tidak mahir menggambar. Namun, karena harus istirahat dan kerjaan juga tidak banyak, saya mencoba mencari alternatif kegiatan yang bisa dilakukan saat duduk maupun rebahan. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk menggambar.

Dalam sebuah publikasi jurnal di Amerika (Journal of The American Art Therapy Association) disebutkan bahwa kegiatan seni ataupun kegiatan kreatif selama 45 menit dapat mengurangi stress. Dilansir dari Nationalgeograpic di mana tahun 2017, ada sebuah hasil studi yang dipublikasikan dalam The Arts in Psycotherapy menunjukkan bahwa menciptakan seni mengalirkan aliran darah yang signifikan pada korteks prefontal medial, sebuah wilayah di otak yang berkaitan erat dengan perasaan dihargai dan emosi positif. Oleh karenanya, pekerjaan seni mampu memberikan energi positif bagi tubuh.

Alhamdulillah, baru-baru ini bisa membeli ipad yang memang tujuannya untuk menggambar ilustrasi. Karena memang bercita-cita ingin menjadi ilustrator, saya sangat tertarik dengan aplikasi yang biasa mereka gunakan, yaitu procreate. Hali ini sangat membantu untuk menggambar ilustrasi atau kartun-kartun sebagai latihan menggambar dan membiasakan diri menggunakan aplikasi tersebut.

Oleh karenanya, lahirlah beberapa postingan gambar kartun di instagram. Jika kalian perhatikan, sebelum bulan November, saya sangat jarang posting. Namun, dalam rentang waktu isolasi mandiri, saya jadi lebih rajin posting dibanding sebelumnya. Itu memberikan semangat dalam menjalani istirahat panjang di rumah.

Hasil gambar saat isolasi mandiri di rumah
Beberapa hasil gambar saat isolasi mandiri di rumah

Baca juga: Tips penataan studio murah di rumah untuk youtuber pemula

Jalan-jalan menghirup udara segar

Isolasi mandiri bukan berarti tidak bisa keluar dan menikmati indahnya pagi atau sore hari. Karena saya tinggal di lingkungan yang cukup tenang, maka bisa menikmati pagi dan udara subuh yang segar. Bahkan masih bisa jalan-jalan, bergerak meski hanya mondar-mandir di depan rumah di pagi hari sambil berjemur.

Sampai di sini, mungkin dari kalian ada yang berpikir “Covid-19 ternyata tidak seburuk itu ya? Santai aja deh.”

Hmmmm

Tidak seperti itu juga sih. Saya tidak ingin bilang kalau kamu harus panik, tapi kamu tetap harus waspada dan jaga kesehatan. Tetap harus menjalani protokol kesehatan dengan baik.

Saya sangat berharap teman-teman tidak pernah mengalami atau menderita Covid-19. Karena yang namanya sakit itu tidak enak. Kisah yang saya ceritakan hanya segelintir perjuangan agar saya bisa sembuh lebih cepat dan mencoba mengambil hikmah yang bisa diambil dari suatu musibah yang ditakdirkan oleh Allah swt.

Kamu harus tahu bahwa respon seseorang terhadap suatu penyakit itu beda-beda, khususnya Covid-19 yang masih terbilang baru. Beberapa orang bisa mengalami gejala ringan, parah, atau tanpa gejala. Saya bersyukur karena masih mengalami gejala ringan. Namun, kondisi yang terbilang ringan ini tidak serta merta sirna meski kamu sudah dinyatakan negatif covid-19.

Dua belas hari setelah menjalani isolasi mandiri, saya menjalani tes swab lagi. Alhamdulillah dinyatakan negatif. Untuk menghindari adanya false negatif, kami harus diswab lagi. Total ada tiga kali. Yang pertama positif seperti yang kalian ketahui, yang kedua dan ketiga, alhamdulillah, negatif.

Namun, apakah sampai di situ saja? Tidak!!!

Negatif Covid-19

Perjalanan untuk sembuh masih panjang. Meski sudah dinyatakan negatif, beberapa gejala berikut masih saya rasakan.

  1. Nafas kadang masih agak sesak dan terdengar berat jika berbicara
  2. Indra perasa dan penciuman butuh waktu untuk kembali normal
  3. Badan mudah capek, letih, dan lelah
  4. Kadang kala badan tiba-tiba panas
Ketika negatif covid-19
Gejala meski sudah dinyatakan negatif covid-19

Untungnya sudah tidak harus minum obat. Hanya saja, tetap harus menjaga makan. Tidak hanya makan teratur, tapi juga makan makanan bergizi. Perbanyak makan buah.

Biasanya saya minum sari lemon, you c 1000, makan sayur-sayuran, makan buah seperti kurma, apel, jeruk, dan yang lainnya yang tersedia. Jika harus keluar, wajib menyiapkan 3 – 5 masker agar bisa diganti-ganti setiap 3 jam. Hand sanitizer harus selalu siap sedia di tas. Jaga jarak dan tetap pakai masker saat bertemu teman. Meski kadang saya khilaf karena merasa sudah memiliki antibodi dalam tubuh.

Buat kalian yang belum pernah mengalami hal ini, sekali lagi saya berdoa semoga teman-teman senantiasa dilindungi oleh Sang Pencipta Allah swt. dari berbagai penyakit dan musibah. Semoga kalian senantiasa sehat. Aamiinn

Tiga bulan setelahnya, tepat tanggal 20 Februari 2021, saya tiba-tiba panas dan agak sesak lagi. Entah saya positif lagi atau mungkin sedang proses pembentukan antibodi. Entahlah. Semoga saja bisa segera pulih. Mari menjalani isolasi mandiri di rumah dan ciptakan kebahagian kembali.

Vaksin Covid-19

Ngomongin soal vaksin, sebenarnya saya tidak bisa berkomentar banyak. Saya kadang bingung apakah tetap harus mendapatkannya atau tidak. Secara sudah pernah positif. Namun melihat kondisi saat ini, tubuh yang kembali panas sepertinya memang tetap butuh.

Semoga vaksin ini segera dapat didistribusikan ke masyarakat dan benar-benar efektif dalam mengatasi virus. Harapan terbesar saat ini, pandemi segera berakhir dan kehidupan dapat berjalan normal bahkan lebih baik dari sebelumnya. Aamiinnn

Itu sepenggal pengalamanku selama pandemi Covid-19, kamu? Anyway, setuju ngga sih kalau bahagia itu kita yang ciptakan? Bagi ceritamu di kolom komentar ya 🙂

Wassalamualaikum,

evhykamaluddin

Makassar-Barombong, 23 Februari 2021
19.00 – 00.32 WITA

About Author

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :)

My name is Evhy, and I am Indonesian. I write about my daily life, food, book, adventure, beauty, fashion, useful information, and many things.
For any question or business inquired please contact me on evhy,project@gmail.com

Instagram: @evhykamaluddin
Check out my portfolio of Art and Photography: karya.evhykamaluddin.com

You might also enjoy:

41 Comments

  1. dear mba evhy semoga sehat-sehat yah sekarang, dari yang aq baca-baca kemungkinan kita bisa 2 kali bahkan lebih terpapar covid 19 memang ada mba. dan update vaksin terakhir para penyitas covid19 dan ibu menyusui juga bisa mendapatkan vaksin. semoga kita segera bisa dapat yah mba.

  2. betul sekali, selama pandemi kita harus bisa membahagiakan diri sendiri karena itu kunci penguat daya tahan tubuh. ku jadi ingat semalam nonton vlog keluarga anang, istrinya dan anak2nya positif covid. penting banget buat jaga pikiran tetap positif dan bahagia

  3. Subhanallah di kala sakit pun ternyata banyak hikmah yang bisa dipetik ya Mba. Dengan positif covid masih bisa menerapkan pola hidup sehat dan cukup istirahat. Mau cerita sedikit, adik iparku juga kemarin positif padahal di rumah aja sama aku (kami sempat serumah), cuma keluar rumah kalau ambil paket/ ke Indomaret. Gejalanya sama seperti yang Mba paparkan di atas. Panas tinggi, lemas. Dan ternyata ada efek jangka panjangnya juga ya.

  4. Budeku sempat positif November lalu mba, katanya di swap-nya sakit. Budeku dirawat kurang lebih 1 bulan, Alhamdulillah sudah sembuh. Mba tetap semangat dan semoga cepat pulih kondisinya ya, aamiin!

  5. Mba.. sungguh sebuah pengalaman sekaligus “pelajaran hidup” yang berkesan ya. Alhamdulillah sudah sembuh dan sudah bisa beraktifitas lagi seperti biasa. Semoga sehat selalu ya mbak evhy dan keluarga 😊

  6. wah terima kasih untuk sharingnya mba, teringat kedua orangtua saya yang juga positif bulan lalu, bahkan bisa membuat mental breakdown. walau sulit benr bgt tetap harus bahagia dan makan sehat banyak serta obat adalah yang terbaik untuk pulih

  7. Waaaaah semoga sehat selalu ya mba, positif banget sih mba artikelnya :), selama pandemi kita harus bisa membahagiakan diri sendiri menjaga mental biar tetap waras

  8. Ini juga yang dikeluhkan teman-temanku saat harus isolasi mandiri. Bosen … mau ngapain di rumah sendiri. Jadi, temanku tetap beberes, olahraga, bikin kue ya supaya tetap produktif dan bahagia.

    Eh tapi disesuaikan dengan kondisi diri karena mudah lelah dan batuk-batuk.

    Alhamdulillah ya mbak masa itu sudah terlewati.

    1. Iya kak, ketika isolasi mandiri memang mesti banget nyari kegiatan buat bikin diri kita lebih bahagia biar cepat pulih. Kalau tambah stress bisa tambah sakit.

      Sehat-sehat selalu kak helena. Makasih sudah mampir ya ☺️

  9. Ah sepakat banget bahagia adakah kunci perginya virus. January lalu suamu juga dinyatakan positif. Alhamdulillah bliau tipe yg ngga baper dan bisa always be happy jadi alhamdulillah cepet negatif. Sehat sehat terus ubtuk kitaa

  10. Iya bener ini kak, kata teman-teman ku yang pernah positif juga begitu, orang2 yang secara psikis lebih bahagia, lebih cepat sembuhnya.

    1. Iya kak, insya Allah akan mempengaruhi daya tahan tubuh lebih kuat. Jadi, harus banget mempertahankan kondisi psikis agar cepat pulih. Semoga kita semua diberikan kesehatan yang baik ya kak. Aamiin
      Makasih sudah mampir ya 😊

  11. Awalnya heran, kok kena covid malah seneng. Setelah baca penjelasannya, baru deh setuju. Apapun harus dihadapi dgn senang hati terutama penyakit biar imun tubuh tetap bagus. Jaga kesehatan ya kak!

    1. Betul banget kak. Awalnya memang agak khawatir sama orang rumah. Tapi Alhamdulillah dengan protokol kesehatan dengan ketat, alhamdulillah yang lain masih sehat-sehat dan semoga semuanya tetap sehat terus. Aamiinn.

      Makasih sudah mampir ya kak 😊

  12. Semangat terus kak ! Btw sama nih kya aku, tidak terlalu suka minum obat. Kalau masih bisa ditahan lebih suka tidur seharian buat mulihin sendiri. Aku begini karena punya alergi terhadap beberapa obat. Jadi suka parno sendiri hahahaha. Tapi kalau kondisi covid seperti ini ya harus minum obat sih

    1. Makasihh semangatnya kak. Kakak semangat ya, semoga sehat-sehat selalu bersama keluarga. Aamiinn

      Bener banget sih kak, kadang istirahat itu sudah bisa memulihkan kesehatan 😊 Makasih sudah mampir ya

    1. Alhamdulillah, sekarang sudah mendingan setelah istirahat di rumah dan ngga kemana-mana terus menggambar lagi jadi mengurangi rasa stress dan bosan 🥰 makasih sudah mampir ya kak. Semoga kita semua sehat selalu

    1. Alhamdulillah. Bener banget kak, kadang setelah melewati masa sulit baru deh kelihatan nikmat yang diberikan oleh-Nya. Hatus banyak-banyak bersyukur. Makasih udah mampi ya kak ☺️ Semoga sehat selalu

  13. Alhamdulilah sudah sembuh, alhamdulilah Allah kasih ujian naik kelas ya. mulai saat ini kal Ehvy harus tetap jaga mood agar happy, yg terrpenting jaga asupan makan dan iastirahat cukup

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Enable Notifications OK No thanks